Kursus Bahasa Inggris: Sebagai Tools dan Tujuan

by; M. Lutfi Hamid

Kursus Bahasa Inggris: Sebagai Tools dan Tujuan

Beberapa waktu yang lalu saat saya masih ngampus (kuliah), saya menghadiri acara organisasi mahasiswa yang anggotanya berasal dari alumni pesantren tempat saya menimba ilmu dulu.

Dan yang namanya antar kampus dari berbagai kota di Indonesia, seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, kami seperti sebuah reuni saja, karena memang kecuali satu kampus kami jarang, bahkan nggak pernah bertemu sejak lulus dari Pondok.

Cerita-cerita ngalur ngidul lepas kangen, bahkan kebiasaan-kebiasaan kami di pondok seperti bercanda bareng terus tercipta, semacam berpuluhan tahun tidak pernah bersua.

Dan salah satu yang paling saya ingat dan yang menjadi inspirasi pada tulisan kali ini adalah obrolan tentang jurusan kuliah yang kami pilih.

Alur Hidup Yang Tidak Biasa

Mungkin pertanyaan tentang jurusan kuliah memang sudah biasa bagi yang lain. Akan tetapi, ketika pertanyaan itu ditujukan, khususnya kepada saya maka obrolan itu akan menjadi sedikit menarik.

Karena memang alur pendidikan yang saya jalani agak sedikit tidak biasa, meski mungkin tidak hanya saya yang begitu. 😉

“Pak Lut, situ ngambil Jurusan apa di Jember”, tanya Adi, salah satu Teman saya pas di pondok dulu.

“Saya ngambil jurusan tafsir hadits”, jawab saya singkat (saat ini jurusan tersebut berubah menjadi ilmu Alquran dan Tafsir)

“Lah? kok bisa ngambil jurusan tafsir hadits? dulu ketika di pesantren, kamu kan konsentrasi di bahasa Inggris”, Tanya teman saya itu heran.

Saya hanya tersenyum melihat keheranan teman saya itu. Memang, saat masih di pesantren banyak yang mengenal saya sebagai salah satu tutor di lembaga kursus bahasa Inggris di pondok saya, meski sebenarnya kemampuan bahasa inggris saya enggak seberapa juga sih 😀

Baca juga:  [Target Baru] Membaca 40 Buku Hingga Selesai di Tahun 2020

Akan tetapi, empat tahun di markas bahasa Inggris membuat saya lebih dikenal bahasa inggrisnya. Itulah kenapa teman saya heran saat tahu saya malah ada di jurusan tafsir.

Padahal, saat di pesantren saya juga berproses di organisasi lain seperti di OSIS MA, penerbitan buletin dan organisasi yang khusus mengkaji kitab kuning.

Bahkan tidak hanya itu…

Paman Saya & Belajar Bahasa Inggris Saya

Dan ternyata, salah satu paman saya tau perjalanan pendidikan saya saat masih di pondok, dia agak sedikit tidak setuju jika saya terus-terusan belajar bahasa inggris.

“Lut, Pamanmu bilang, kamu jangan belajar bahasa Inggris terus, jangan sampai lupa tujuan awal mondok yaitu supaya pintar dan bisa memahami kitab”, kata ibu saya saat mengunjungi saya di pondok.

Saya hanya diam mendengar penuturan ibu saya, karena memang saya lebih dikenal bahasa Inggrisnya daripada hal lainnya.

Lalu bagaimana sebenarnya jawaban dari keheranan teman-teman saya itu melihat “perubahan alur” kehidupan saya dalam mencari ilmu?

Kursus Bahasa Inggris: Sebagai Tools dan Tujuan

Belajar Bahasa Inggris: Sebagai Tools dan Tujuan

Banyak sebenarnya yang masih belum menyadari atau bahkan belum mengetahui tujuannya bahasa Inggris, khususnya ketika masih di sekolah menengah, dan mungkin berbeda ketika di dunia kuliah, meski masih ada yang belum menyadarinya juga.

Saat ditanya kenapa kursus bahasa Inggris, biasanya menjawab, “Karena saya ingin bisa cas cis cus ngomong pakai bahasa Inggris”.

Ada juga yang bilang karena belajar bahasa Inggris sedari kecil, jadi semacam jadi hobi atau passion gitu.

Baca juga:  Mencoba Membangkitkan Dunia 'Lama' Yang Mulai Pudar..

Padahal jika mau melihat jauh kedepan, setidaknya ada dua hal penting dalam kursus bahasa Inggris yaitu sebagai tujuan dan sebagai tool atau alat.

Lalu apa pentingnya mengetahui sebagai tujuan atau sebagai alat atau tujuan dalam belajar bahasa Inggris?

Sangat penting, setidaknya menurut saya pribadi 😉 karena dengan mengetahui dua hal tersebut, cara kita belajar akan menjadi berbeda dan cara kita mempelajari materi menjadi lebih fokus dan tidak kemana-mana.

Saya saja baru mengetahui dan menyadari hal ini setelah teman-teman saya menanyakan jurusan pada saya dan mereka menunjukkan keheranan.

Yukk kita bahas satu persatu 😉

Belajar Bahasa Inggris sebagai Tujuan

Rata-rata teman-teman saya ada di poin ini saat kursus bahasa Inggris, yaitu menjadikan bahasa Inggris sebagai tujuan.

Saat ditanya kenapa kursus bahasa Inggris, jawabannya pengen bisa cas cis cus pakai bahasa Inggris.

Teman-teman yang menjadikan belajar bahasa Inggris sebagai tujuan, biasanya alur pendidikan dan hidup atau karir yang dijalaninya selalu berkaitan dengan bahasa Inggris.

Misalnya, kuliah di jurusan pendidikan bahasa Inggris atau di jurusan sastra Inggris, dan nanti ketika di dunia kerja ia jadi dosen bahasa Inggris atau dosen sastra Inggris.

Dan ada juga misalnya yang jadi penerjemah/translator dan juga bisa bekerja sebagai guide tourist di tempat wisata.

Dan saya juga pernah menemukan temen-temen yang lulusan sastra Inggris membuka jasa penulisan artikel berbahasa Inggris.

Pada intinya, menjadikan belajar bahasa Inggris sebagai tujuan bisa dilihat dari alur pendidikan dan karir yang ditempuh seperti yang telah saya jelaskan di atas.

Belajar Bahasa Inggris sebagai Alat/Tool

Untuk point kedua ini, banyak sekali yang tidak menyadari, bahkan banyak yang enggan untuk belajar bahasa Inggris, hingga mungkin ketika dituntut keadaan nantinya.

Baca juga:  Inilah 2 Nasehat Hebat dari Ibu Saya

Sederhananya, point kedua ini bahasa Inggris bukanlah tujuan, melainkan sebagai alat atau pembantu agar tujuan kita menjadi lebih mudah.

Contoh, saya kuliahnya di jurusan ilmu Tafsir dan karena saya tidak mau hanya pakai referensi bahasa Indonesia ketika ada tugas dari dosen, maka saya juga menggunakan buku yang belajar bahasa Inggris.

Pengalaman saya belajar bahasa Inggris di masa lalu benar-benar membantu saya dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen.

di sini, bahasa Inggris bukan sebagai tujuan utama, karena kita punya tujuan atau impian lain dan bahasa Inggris menjadi salah satu pembantu agar tujuan kita bisa tercapai.

Saya jadi teringat dengan salah satu saudara jauh ibu saya yang kuliah di jurusan pendidikan di Malaysia, dan dia masih harus kursus bahasa Inggris dulu sebagai salah satu persyaratannya, padahal jurusan yang dipilih bukanlah jurusan sastra Inggris ataupun pendidikan bahasa Inggris.

Contoh lain Misalnya, Anda kerja di hotel dan karena banyak pengunjung Hotel dari mancanegara, maka tentu agar komunikasi anda lancar, maka anda harus bisa berbahasa Inggris, maka skill bahasa Inggris anda menjadi tool atau alat untuk membantu tujuan utama Anda kerja di hotel tersebut. 😉

So, sebelum ikut kursus bahasa Inggris, tentukan dulu mau nanti sebagai tujuan atau hanya sebagai alat pendukung saja, sehingga nanti bisa memilih materi apa saja yang perlu dipelajari tentu yang sesuai dengan fokus kita.

Oke, sobat. Mungkin hanya ini yang bisa saya share pada tulisan kali ini tentang kursus bahasa Inggris, semoga bermanfaat.

Kursus Bahasa Inggris: Sebagai Tools dan Tujuan

Newbie Blogger, Newbie Teacher and Young Father

Leave a Comment

11 − 1 =