Membangun sebuah kota di dalam sorga adalah sebuah harapan besar bagi kita sebagai ummat manusia.
Membangun sebuah kota disurga itu sebenarnya sangat mudah, namun kemudahan itu terkadang disia-siakan oleh kita, disebabkan oleh pekerjaan yang terkadang memang tak semestinya kita lakukan.
Ada banyak cara yang telah disebutkan di dalam kitab-kitab klassik dan salah satunya adalah menghormati tamu.
Tamu adalah seperti raja bagi tuan rumah, harus diperlakukan sebaik-baiknya dan diperhatikan sebaik-baiknya.
Begitu yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Barang siapa yang iman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menghormati tamunya.”
Tapi kenyataan yang ada sekarang begitu banyak orang yang mengabaikan tamunya, hanya karena mementingkan urusan pribadinya
Begitu banyak yang membuat sang tamu menunggu berjam-jam atau bahkan pulang tanpa pernah bertemu dan tuan rumahnya, dan itu semua hanya karena urusan bisnisnya.
Padahal, andai kita tahu betapa barokahnya rumah yang kedatangan seorang tamu, betapa mulianya orang yang kedatangan tamu dan betapa betapa yang lainnya.
Di dalam kitab durratun nasihin disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Malaikat Jibril memberi kabar kepadaku. Ia berkata, ‘Sesungguhnya seorang tamu yang bertamu kerumah saudaranya yang muslim, maka juga masuk bersamanya seribu kebarakahan dan seribu rahmat.
Dan Allah SWT mengampuni dosa-dosa penghuni rumah itu yang kedatangan tamu, meskipun dosa-dosanya lebih banyak dari pada buihnya air laut dan daun-daun pepohonan.
Dan Allah memberikannya seribu pahala orang yang mati syahid. dan Ia menulis untuknya pahala orang haji mabrur dan umroh maqbul di setiap sesuap nasi yang dimakan oleh sang tamu tersebut.
Dan Allah membangun sebuah kota untuknya disurga. Dan barang siapa yang memuliakan tamu, maka seakan-akan ia memuliakan tujuh puluh nabi'”
Dengan ini masih adakah sebuah alasan bagi kita sebagai umat Muslim untuk tidak menghormati seorang tamu yang bertandang kerumah kita?
